Negara Ini Terlilit Utang Rp 218 T, Presidennya Bingung Mau Bayar Pakai Apa

Jakarta – Bolivia kini tengah berjuang melawan krisis ekonomi berisiko gagal membayar utang luar negeri mereka. Menambah keresahan sosial dan ekonomi di tengah masyarakat.Melansir France24 yang mengutip dari AFP, Sabtu (21/6/2025), Presiden Bolivia Luis Arce Catacora mengatakan risiko gagal bayar utang ini semakin besar terjadi jika negara itu tak segera mendapat sumber pendanaan baru. “Kami berusaha untuk tidak gagal bayar. Kami memiliki niat untuk membayar utang kami, tetapi bagaimana jika kami tidak memiliki sumber daya?” kata Arce dalam sebuah wawancara di kantornya di La Paz, Ibu Kota Bolivia. Utang Bolivia tembus US$ 13,3 miliar atau setara Rp 218,06 triliun (kurs Rp 16.396/dolar AS). Sebagian besar utang ini berasal dari Bank Pembangunan Inter-Amerika, Bank Pembangunan Amerika Latin dan Karibia (CAF), Bank Dunia, dan China. Menurut Bank Dunia, besaran utang yang melilit Bolivia tersebut mewakili lebih dari 37% dari pendapatan nasional brutonya. Terakhir kali negara itu gagal bayar utang adalah 41 tahun lalu pada 1984. Di sisi lain, Arce mengaku pemerintah tidak mendapatkan izin dari parlemen untuk mencari pinjaman baru senilai US$ 1,8 miliar atau Rp 29,51 triliun dari lembaga multilateral. Sementara menurutnya negara itu membutuhkan US$ 2,6 miliar atau 42,62 triliun pada Desember untuk impor bahan bakar dan pembayaran utang luar negeri. “Kita membuat kesepakatan terburuk sebagai sebuah negara. Karena saat negara memiliki utang luar negeri, Anda membayar pokok dan bunga kepada kreditor, dan arus keluar dolar itu dikompensasi oleh arus masuk pencairan baru dari utang baru, yang tidak terjadi,” katanya. Perlu diketahui, Bolivia merupakan rumah bagi 12 juta orang dan mayoritas penduduk asli. Mereka merupakan salah satu negara termiskin di benua itu meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti gas dan litium. Kondisi ini bermula pada 2023 lalu saat perusahaan minyak dan gas milik negara, YPFB, mengatakan Bolivia kehabisan gas alam karena kurangnya investasi dalam eksplorasi baru. Padahal gas alam adalah produk ekspor paling penting di negara itu. Penurunan tajam dalam ekspor gas alam ini kemudian menyebabkan cadangan mata uang asing anjlok, membuat Bolivia tidak dapat mengimpor bahan bakar yang cukup yang disubsidi besar-besaran untuk pasar domestik. Hingga pada akhirnya inflasi terus terjadi sampai tertinggi pada Mei lalu yang mencapai 18,4% secara year-on-year. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam hampir dua dekade terakhir, membuat mata uang lokal mereka yakni Boliviano terus kehilangan nilainya.
Harga Emas Antam Hari Ini Ambruk

Jakarta – Harga emas hari ini keluaran Logam Mulia Antam 24 Karat, Selasa (24/6/2025) jatuh cukup dalam jika dibandingkan dengan kemarin. Harga emas hari ini turun Rp 10.000 per gram dan berada di level Rp 1.932.000 per gram.Satuan harga emas hari ini yang terkecil ukuran 0,5 gram berada di angka Rp 1.016.000. Sementara harga emas 10 gram dijual dengan harga Rp 18.815.000 dan ukuran emas terbesar yakni Rp 1.000 gram (1 kg) dibanderol Rp 1.872.600.000. Jika ditarik dalam sepekan terakhir, pergerakan emas Antam terpantau berada di rentang Rp 1.932.000 – Rp 1.950.000 per gram. Sementara dalam sebulan terakhir pergerakan harga emas terpantau berada di rentang Rp 1.874.000-1.968.000 per gram. Harga emas hari ini untuk buyback emas Antam juga ikut turun Rp 10.000 per gram dan berada di level Rp 1.776.000 per gram. Harga buyback adalah jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan akan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah sebesar 0,45%, harus menyertakan NPWP untuk transaksinya. Rincian Harga Emas Hari Ini dari Antam 1 Gram hingga 1.000 Gram Selasa, 24 Juni 2025Harga emas 0,5 gram: Rp 1.016.000 Harga emas 1 gram: Rp 1.932.000 Harga emas 2 gram Rp 3.804.000 Harga emas 3 gram Rp 5.681.000 Harga emas 5 gram: Rp 9.438.000 Harga emas 10 gram: Rp 18.815.000 Harga emas 25 gram: Rp 46.912.000 Harga emas 50 gram: Rp 93.745.000 Harga emas 100 gram: Rp 187.412.000 Harga emas 250 gram: Rp 468.265.000 Harga emas 500 gram: Rp 936.320.000 Harga emas 1.000 gram: Rp 1.872.600.000. Demikian rincian harga emas hari ini keluaran Antam 1 gram hingga 1.000 gram, Selasa (24/6/2025).
Prabowo Bentuk Satgas Kopdes Merah Putih, Zulhas Jadi Ketua

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk mempercepat implementasi Koperasi Desa Merah Putih. Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan ditunjuk Prabowo untuk memimpin Satgas tersebut.Hal ini menjadi salah satu keputusan dalam rapat terbatas yang dilakukan Prabowo di kediamannya, Hambalang, Senin sore kemarin. Rapat membahas percepatan pembangunan Koperasi Merah Putih sebagai strategi nasional dalam memperkuat ekonomi desa. “Sebagai langkah penguatan implementasi di lapangan, pemerintah juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) Koperasi Merah Putih yang diketuai oleh Menko Pangan, dengan para wakil dari unsur menteri serta pelaksana harian,” ungkap Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan resmi, Selasa (24/6/2025). Koperasi Desa diharapkan dapat memperpendek rantai pasok kebutuhan pokok untuk masyarakat di desa. Koperasi Merah Putih juga akan menjadi penyalur utama berbagai kebutuhan dasar masyarakat. “Selain untuk memangkas rantai pasok yang panjang antara produsen dan konsumen, koperasi juga akan berperan penting dalam menyalurkan berbagai kebutuhan masyarakat, seperti pupuk, tabung gas, dan bantuan pemerintah lainnya,” ungkap Teddy.
Pasar Tenaga Kerja RI Tak Seimbang: Banjir Sarjana, Lowongan Kerja Seret!

Jakarta – Fenomena banyaknya tenaga kerja lulusan sarjana (S1) yang kini terpaksa banting setir menjadi asisten rumah tangga (ART), sopir, hingga security kian mencuat. Terlebih di tengah sengitnya persaingan kerja dan badai pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam beberapa tahun terakhir.Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI) Ivan Taufiza mengatakan fenomena ini sebenarnya sudah lama terjadi di pasar tenaga kerja dalam negeri. Bahkan dirinya sudah menemui langsung kasus serupa sejak awal berkarier pada 1995 lalu, alias 30 tahun lalu. Hanya saja waktu itu fenomena ini belum menjadi sorotan. “Sebenarnya fenomena ini nggak baru di Indonesia. Jadi sejak saya pertama kerja tahun 1995, itu security saya S2. Serius nih, saya kerja di oil company itu security saya itu S2 lulusan sastra Inggris UGM,” kata Ivan kepada detikcom, Selasa (24/6/2025). Menurut Ivan penyebab utama munculnya fenomena ini adalah proporsi supply dan demand di pasar tenaga kerja Indonesia yang sangat timpang alias. Di mana jumlah angkatan kerja atau supply jauh lebih besar dari kebutuhan tenaga kerja atau demand. Sehingga ijazah S1 sebagian besar hanya menjadi salah satu cara untuk menyaring kandidat secara administrasi dengan lebih mudah. “Akar permasalahan itu bukan di ijazahnya laku atau nggak. Karena supply sama demand yang nggak seimbang. Jadi banyak supply-nya daripada demand-nya. Ijazah itu dipakai, saya bilangnya buat memotong kandidat,” papar Ivan. “Tapi kalau di negara-negara yang supply sama demand kerjanya terbalik, jadi saya ambil yang ekstrim di Qatar gitu ya, itu permintaan tenaga kerjanya jauh lebih tinggi daripada supply-nya. Dia nggak pengaruh-pengaruh amat ijazah. Karena yang penting ada orang yang mau kerja, bisa kerja, selesai,” sambungnya. Belum lagi menurutnya sekarang ini mulai banyak perusahaan di Indonesia, khususnya di perusahaan multinasional, yang tidak lagi melihat lulusan sarjana tertentu sebagai syarat utama dalam menerima pekerja. Alih-alih, para pemberi kerja ini cenderung hanya membutuhkan mereka yang mampu bekerja dengan baik di bidang tertentu. “Tapi kalau di negara-negara yang supply sama demand kerjanya terbalik, jadi saya ambil yang ekstrim di Qatar gitu ya, itu permintaan tenaga kerjanya jauh lebih tinggi daripada supply-nya. Dia nggak pengaruh-pengaruh amat ijazah. Karena yang penting ada orang yang mau kerja, bisa kerja, selesai,” sambungnya. Belum lagi menurutnya sekarang ini mulai banyak perusahaan di Indonesia, khususnya di perusahaan multinasional, yang tidak lagi melihat lulusan sarjana tertentu sebagai syarat utama dalam menerima pekerja. Alih-alih, para pemberi kerja ini cenderung hanya membutuhkan mereka yang mampu bekerja dengan baik di bidang tertentu.
Potret Kehancuran Akibat Perang Israel Vs Iran yang Kini Gencatan Senjata

Jakarta – Serangan rudal Iran menghantam kawasan permukiman Be’er Sheva, Israel. Konflik Israel-Iran terus memanas dan menimbulkan korban sipil. Penampakan area permukiman yang hancur akibat serangan rudal Iran di Be’er Sheva, Israel, Selasa (24/6/2025). REUTERS/Amir Cohen
Berani Tutup Selat Hormuz, Iran Bakal Jadi Musuh Bersama Banyak Negara

Jakarta – Ancaman Iran menutup Selat Hormuz berpotensi menjadi bumerang dan merugikan negara di Timur Tengah itu. Seperti diketahui, parlemen Iran sudah menyetujui penutupan Selat Hormuz usai Amerika Serikat (AS) menyerang sejumlah situs Nuklir Iran.Langkah ini berisiko membuat Iran dijauhi oleh negara-negara tetangga dan mitra dagangnya. Meskipun, keputusan akhir untuk menutup jalur vital ini masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran. Kemungkinan penutupan Selat Hormuz memicu kekhawatiran akan naiknya harga energi serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Pemerintah AS pun meminta China membantu mencegah penutupan tersebut. Dikutip dari CNBC, Selasa (24/6/2025), kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz sebenarnya masih kecil. Vandana Hari, pendiri lembaga intelijen energi Vanda Insights berpendapat, Iran bisa dimusuhi negara-negara tetangga yang juga penghasil minyak dan berpotensi memicu konflik dengan mereka. Tercatat Arab Saudi mengirim 5,5 juta barel per hari untuk minyak mentah dan produk minyak melalui jalur tersebut pada tahun 2024. Lalu Uni Emirate Arab sebanyak 1,9 juta barel per hari, Irak 3,2 juta barel per hari, Kuwait 1,3 juta barel per hari, dan Qatar 0,6 juta barel per hari. Data dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan bahwa Iran mengirimkan 1,5 juta barel minyak per hari melalui Selat Hormuz pada kuartal pertama tahun 2025. Selain itu, penutupan Selat Hormuz juga dapat berdampak negatif terhadap pasar minyak Iran di Asia, terutama China, yang merupakan pembeli terbesar ekspor minyak Iran. “Jadi sangat sedikit keuntungan yang bisa didapatkan, tetapi dampak negatifnya terhadap Iran sendiri justru besar,” kata Hari. Pandangan ini juga didukung oleh Andrew Bishop, senior dan kepala riset kebijakan global di firma penasihat Signum Global Advisors. Menurutnya, Iran tidak akan memusuhi China. Ia juga menambahkan gangguan terhadap pasokan minyak bisa membuat Iran menjadi target, baik terhadap produksi, infrastruktur ekspor minyak, maupun terhadap rezimnya sendiri. “Terlebih lagi ketika tidak ada alasan untuk meragukan kesigapan AS dan Israel dalam bertindak,” sebut Andrew Bishop Clayton Seigle, peneliti senior bidang Keamanan Energi dan Perubahan Iklim di Center for Strategic and International Studies, menyatakan bahwa China sangat bergantung pada aliran minyak dari kawasan Teluk, bukan hanya dari Iran. “Oleh karena itu, kepentingan nasional China sangat mengarah pada stabilisasi situasi dan de-eskalasi yang memungkinkan aliran minyak dan gas tetap aman melalui selat tersebut,” ujar Seigle. Joint Maritime Information Center atau Pusat Informasi Maritim Gabungan menyebut saat ini belum ada indikasi adanya ancaman terhadap pelayaran komersial yang melintasi selat tersebut,. Kapal-kapal yang terkait dengan AS berhasil melintas tanpa gangguan yang menjadi pertanda positif. Sebagai informasi, Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur laut dari Teluk Persia menuju laut lepas, dan sekitar 20% dari total pasokan minyak dunia melewati jalur ini. Badan Informasi Energi AS menyebutnya sebagai titik transit minyak paling penting di dunia.
Simak! Ini Ramalan Terbaru Bank Dunia soal Ekonomi RI

Jakarta – Bank Dunia (World Bank) mengingatkan bahwa perekonomian Indonesia rentan terhadap ketidakpastian global. Di tengah kondisi memanasnya geopolitik seperti saat ini sangat berisiko mengalami pelemahan ekonomi lebih lanjut.Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk dalam peluncuran Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Juni 2025 pada Senin (23/6). “Meskipun kondisi makroekonomi Indonesia sangat baik, kita tidak bisa mengatakan bahwa Indonesia akan tahan terhadap tekanan eksternal seperti ketidakpastian global,” kata Carolyn dikutip dari YouTube Indonesia Economic Prospects, Selasa (24/6/2025). Ketidakpastian ekonomi global yang mengusik aktivitas perekonomian Indonesia saat ini di antaranya ketegangan perdagangan, ketidakpastian kebijakan global, serta risiko geopolitik yang terus memburuk akhir-akhir ini. “Ketidakpastian ini akan terus menimbulkan risiko dan bisa mempererat aspirasi pembangunan Indonesia,” ucap Carolyn. Prediksi Ekonomi IndonesiaBank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7% pada 2025 dan di level 4,8% pada 2026. Perkiraan ini melanjutkan penurunan ekonomi Indonesia yang pada kuartal I-2025 sudah meninggalkan level 5%, yaitu hanya sebesar 4,87%. Menurut Carolyn, tekanan perekonomian global yang terjadi menghambat prospek penciptaan lapangan kerja dan mengurangi upaya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem karena kinerja perdagangan memburuk dan investasi asing menjadi lebih lemah. Pada saat yang sama, aliran modal menjadi tidak stabil sehingga secara umum terjadi tekanan pada keseluruhan ekonomi makro di setiap negara. “Dalam situasi yang sangat rentan seperti ini ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanannya, namun kami melihat adanya pertumbuhan PDB yang lebih rendah dari 5%. Telah ada penurunan dalam hal konsumsi belanja pemerintah dan investasi tahun ini,” kata Carolyn. Rentannya ekonomi Indonesia, menurut Carolyn, dapat direspons dengan konsistensi pemerintah dalam melakukan reformasi struktural. Reformasi struktural itu di antaranya ialah deregulasi, perbaikan iklim usaha, peningkatan investasi swasta dan penguatan kualitas sumber daya manusia. “Seluruh reformasi struktural ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang lebih baik dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Cek Rekening! BSU Rp 600 Ribu Sudah Cair ke 2,45 Juta Pekerja

Jakarta – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengumumkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai total Rp 600 ribu dari pemerintah sudah mulai cair secara bertahap. Sampai 24 Juni 2025 sudah tersalurkan kepada 2,45 juta pekerja/buruh.Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan sebanyak 2,45 juta pekerja/buruh telah menerima BSU dari target sebanyak 3.697.836 penerima di tahap pertama. Sisanya sebanyak 1,24 juta pekerja/butuh masih dalam tahap proses penyaluran. “Sampai dengan hari ini, Selasa, 24 Juni 2025 dari jumlah penerima BSU tahap satu yang ditetapkan sebanyak 3.697.836 penerima, sudah tersalurkan ke rekening penerima sebanyak 2.450.068 dan sisanya 1.247.768 masih dalam proses,” kata Yassierli dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025). Yassierli menyebut penyaluran BSU dilakukan melalui bank Himbara (Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) khusus penerima yang berdomisili di Aceh. Bagi calon penerima yang tidak memiliki rekening bank Himbara, diantisipasi akan disalurkan melalui PT Pos Indonesia (Persero). “Penyaluran BSU 2025 dilakukan melalui bank Himbara dan BSI khusus untuk penerima BSU yang berdomisili di Aceh. Kami juga mengantisipasi bagi calon penerima BSU yang tidak memiliki rekening Himbara, akan disalurkan melalui PT Pos Indonesia,” imbuhnya. Target penerima BSU sendiri mencapai 17 juta pekerja/buruh. Untuk penyaluran tahap 2, BPJS Ketenagakerjaan disebut sudah menyampaikan data sebanyak 4,5 jutaan calon penerima dan saat ini sedang dalam proses verifikasi sampai validasi. “Kita ingin sangat hati-hati dalam memastikan data dari BPJS Ketenagakerjaan itu sesuai dengan kriteria yang memang sudah ditetapkan. Kemudian tentu administrasi keuangan karena anggarannya itu adalah sesuatu yang belum kita rencanakan dari awal tahun,” ucap Yassierli. Sebagai informasi, BSU diberikan Rp 300.000 untuk periode Juni-Juli, namun dibagikan sekaligus atau satu kali sehingga total yang diterima pekerja Rp 600.000. Kemnaker sudah menerbitkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh. Target penerima BSU sendiri mencapai 17 juta pekerja/buruh. Untuk penyaluran tahap 2, BPJS Ketenagakerjaan disebut sudah menyampaikan data sebanyak 4,5 jutaan calon penerima dan saat ini sedang dalam proses verifikasi sampai validasi. “Kita ingin sangat hati-hati dalam memastikan data dari BPJS Ketenagakerjaan itu sesuai dengan kriteria yang memang sudah ditetapkan. Kemudian tentu administrasi keuangan karena anggarannya itu adalah sesuatu yang belum kita rencanakan dari awal tahun,” ucap Yassierli. Sebagai informasi, BSU diberikan Rp 300.000 untuk periode Juni-Juli, namun dibagikan sekaligus atau satu kali sehingga total yang diterima pekerja Rp 600.000. Kemnaker sudah menerbitkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2025 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh.
Mesin-mesin Perang AS Mulai Membidik Iran

Jakarta – Ketegangan Israel dan Iran mendorong peningkatan pengawasan global terhadap peran militer AS di kawasan Timur Tengah. Mesin-mesin perang AS mulai membidik Iran. Amerika Serikat (AS) semakin memperkuat posisi militernya di kawasan Timur Tengah, saat Israel dan Iran terus saling menyerang. Skuadron jet tempur tambahan dikerahkan ke kawasan tersebut dalam beberapa waktu terakhir. Nial Bradshaw/Handout via REUTERS/Files
Bukan Lagi soal Gelar! Ini yang Benar-benar Dicari HRD saat Rekrutmen

Jakarta – Tren hanya mengandalkan ijazah S1 untuk mendapat pekerjaan formal mulai ditinggal. Kondisi ini terlihat dari cukup banyaknya lulusan sarjana yang kini harus beradu nasib sebagai ART hingga sopir karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan.Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI) Ivan Taufiza mengatakan penyebab terjadinya fenomena ini adalah proporsi supply dan demand di pasar tenaga kerja Indonesia yang sangat timpang alias. Di mana jumlah angkatan kerja atau supply jauh lebih besar dari kebutuhan tenaga kerja atau demand. Sehingga sekarang ini ijazah S1 sebagian besar hanya menjadi salah satu cara untuk menyaring kandidat secara administrasi dengan lebih mudah. Karena setiap kali perusahaan membuka lowongan, terlalu banyak pelamar yang mengajukan diri. “Akar permasalahan itu bukan di ijazahnya laku atau nggak. Karena supply sama demand yang nggak seimbang. Jadi banyak supply-nya daripada demand-nya. Ijazah itu dipakai, saya bilangnya buat memotong kandidat,” papar Ivan kepada detikcom, Selasa (24/6/2025). Alih-alih ijazah akademis, Ivan mengatakan saat ini banyak HRD lebih mencari kandidat yang memiliki ‘ijazah’ lain berupa sertifikasi keahlian tertentu. Sebab melalui sertifikasi tersebut para pemberi kerja dapat melihat bahwa kandidat memiliki kompetensi teknis di bidang-bidang pekerjaan yang sedang dicari. “Saya nggak bilang ijazah akademis itu nggak penting, nggak. Tapi tadi, karena kondisi pasar yang tidak seimbang antara supply dengan demand tenaga kerja. Artinya kandidat perlu nilai tambah, nilai plus,” ucap Ivan. “Sebaiknya memang dimulailah ambil tadi ijazah atau sertifikat yang teknis, yang spesialis. Jadi misal yang tadi saya bilang yang namanya sertifikat untuk robotik gitu ya, sertifikat untuk coding. Nah, itu tetap laku kalau yang itu,” jelasnya lagi. Belum lagi jika perusahaan yang dilamar merupakan perusahaan multinasional, di mana banyak perusahaan ini yang hanya membutuhkan mereka yang mampu bekerja dengan baik di bidang tertentu. Sehingga sehingga mereka tidak lagi melihat lulusan sarjana tertentu sebagai syarat uatama dalam menerima pekerja. “Company yang menerima karyawan tanpa melihat ijazah sudah banyak di Indonesia. Kebetulan mayoritas ya perusahaan multinasional. Karena itu kebijakan dari kantor pusatnya di luar negeri. Jadi dia pokoknya lulus tes, ya sudah nggak peduli kamu S2, S3 nggak peduli,” pungkasnya. Hal senada juga disampaikan oleh Pengamat Ketenagakerjaan UGM, Tadjudin Noor Effendi. Menurutnya sekarang ini para pekerja sudah tidak bisa mengandalkan ijazah untuk mencari pekerjaan. Untuk itu diperlukan sertifikasi keahlian tertentu guna menunjukkan keahlian yang dimilikinya. “Sertifikasi itu kan bukan menampakkan hanya kata-kata, tapi itu kan menunjukkan ada keahliannya. Skillnya Itu mempermudah juga mereka untuk masuk ke bidang-bidang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Tidak hanya lantaran lulusan SMA, nggak ada skillnya itu, nggak ada nilai plusnya kan. Sarjana lulusan apa gitu nggak ada nilai plusnya,” terangnya. Sebagai contoh, menurut Tadjudin salah satu sertifikasi yang paling banyak dicari saat ini adalah yang berkaitan dengan bidang IT di sektor tertentu. Misalkan saja IT di sektor keuangan, telekomunikasi, hingga industri. “Pelatihan yang berkaitan dengan IT yang sekarang sangat dibutuhkan di pasar kerja. IT dalam bidang apapun baik itu keuangan, telekomunikasi, industri, segala macam Itu. sekarang sangat dibutuhkan karena perkembangan teknologi terutama di sektor industri itu sangat pesat,” jelas Tadjudin. Untuk itu dirinya sangat menyayangkan bagaimana sekarang ini lembaga-lembaga pelatihan dan sertifikasi keahlian tertentu belum cukup banyak dan berkembang di Indonesia karena berbagai hal. Padahal lembaga inilah yang dapat sangat membantu para pencari pekerja untuk bisa mendapatkan lowongan. “Tapi training itu yang juga belum berkembang. Karena tidak mudah juga membuat training. Karena membutuhkan dana yang cukup besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan latihan. Ini kan dibutuhkan berbagai macam alat untuk menumbuhkan skill mereka,” katanya. “Jadi kalau cuman katakan training tapi hanya membuat mur sama baut kan nggak ada gunanya. Harusnya kan yang benar-benar bermanfaat bagi pasar kerja,” ucap Tadjudin lagi.